Wawancara /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 17/05/2017 08:30 WIB

Habib Rizieq: Saya Sudah Tiga Kali Ditangkap…

Habib Rizieq Shihab 2
Habib Rizieq Shihab 2
JAKARTA_DAKTACOM: Paska palu vonis hukuman 2 tahun penjara atas terdakwa penista agama, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, diketuk Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa, 9 Mei 2017, upaya diduga kriminalisasi terhadap Habib Muhammad Rizieq Shihab kembali mencuat.
 
Terhangat, terkait isu obrolan bermuatan porno antara diduga seorang wanita yang disebut-sebut sebagai Firza Husein, dan dikait-kaitkan dengan Habib Rizieq.
 
Penyidik Polda Metro Jaya kabarnya akan fokus mencari Habib Rizieq di Indonesia, setelah diterbitkan surat perintah membawanya karena tidak memenuhi dua kali panggilan sebagai saksi.
 
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu, hingga tulisan ini dimuat, sedang berada di luar negeri. Sejumlah tudingan muncul bahwa Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI itu tidak berani ke Indonesia karena takut dipenjara.
 
Padahal, dalam banyak kesempatan, Habib Rizieq menegaskan, ia, keluarganya, dan FPI sudah biasa menghadapi situasi “kriminalisasi” seperti itu.
 
“Kita enggak kaget lagi,” ujarnya dalam wawancara khusus dengan hidayatullah.com di kediamannya di Markaz Syariah DPP FPI, Petamburan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Demikian sebagian cuplikan wawancara yang berlangsung penuh semangat itu!*
 
Sebenarnya, Habib Rizieq mengaku sudah enggan diwawancarai oleh wartawan dari media manapun. Sebab ia mengaku sudah “membuang diri” dari dunia media. Wawancara itu berlangsung saat isu terkait chating Firza mulai bergelindang.
 
Anda menghindari media karena pemberitaan yang miring atau bagaimana?
 
Ya pemberitaan enggak ada yang bener, kan, ente (Anda) tahu sendiri bagaimana media-media mainstream enggak ada yang bener.
 
Terkait situasi terbaru, berbagai tuduhan terus mendera Anda hingga berurusan dengan aparat keamanan. Bagaimana Anda menyiapkan mental keluarga menghadapinya?
 
Yang penting kita di dalam keluarga itu, kita jaga, didik istri dan anak-anak kita, untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Itu dulu nomor satu. Manakala istri dan anak-anak sudah taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan punya kesiapan mental untuk menghadapi segala tantangan.
 
Sehingga begitu dapat badai tantangan, ancaman, rintangan, itu tidak akan mengganggu daripada tsabat, yaitu kekuatan yang dimiliki oleh kita punya keluarga.
 
Makanya sebelum kita dakwah keluar, keluarga dulu nih dikuatin. Selama ini kita berupaya untuk seperti itu. Sehingga begitu ada badai begini-begitu, kita enggak kaget lagi.
 
Habib Rizieq kemudian menegaskan, ia dan keluarganya, serta FPI, sudah seringkali mengalami berbagai tuduhan, tudingan, dan tekanan lainnya…
 
Bukan baru pertama kali ini ana (saya) punya keluarga lihat badai semacam ini. Ane udah pernah tiga kali ditangkap, kemudian dua kali ngikutin sidang selama berbulan-bulan. Kita udah alami itu semua.
 
Apalagi yang namanya cercaan, FPI udah 18 tahun dicaci-maki terus. Bukan baru sekarang FPI dicaci-maki, dari awal berdiri juga udah dicaci-maki.
 
Justru sekarang ini posisi FPI ana lihat sangat bagus, banyak yang belain. Sebelumnya dicaci-maki enggak ada yang belain. Kalau sekarang enak, FPI-nya diam, yang ngebelain udah banyak (terkekeh. Red).
 
Itu berkat persatuan dan kebersamaan. Jadi ana pikir, lebih ringan sebetulnya rintangan-rintangan yang ada pada saat seperti ini. Jadi saat umat Islam sudah bersatu, umat Islam udah bersama, sebetulnya tantangan-tantangan menjadi ringan.
 
Justru tantangan itu menjadi berat kalau umat Islamnya pecah, umatnya Islamnya enggak peduli, wah itu sangat berat sekali.
 
Kalau sekarang ana lihat enggak. Umat Islamnya bersatu, semua komponen bersatu. Warga NU, warga Muhammadiyah juga bersatu. Dimana-mana, luar biasa. Nah, itu membawa keberkahan.
 
Keberkahannya dimana?
 
Sebanyak apapun tantangan dan rintangan, itu terasa ringan dengan kebersamaan. Makanya, kan, Nabi mengatakan, wajib atas kamu berjamaah, bersatu, bersaudara. Kenapa? Karena sesungguhnya pertolongan Allah itu ada pada kebersamaan.
 
Jadi kalau kita bersatu, bersama, bukan hanya modal kekuatan, tapi lebih daripada itu, itu modal pertolongan Allah. Walaupun kita kuat, kalau Allah enggak tolong, buat apa?!
 
Dalam berbagai Aksi Bela Islam selama ini, Anda begitu kuat memimpin dan berorasi, berjam-jam lamanya. Apa sih resepnya?
 
Enggak, ana sama sama ente, siapa bilang kuat. Ana kena angin masuk angin, kena cabe sakit perut. Kena gas air mata ya nangis juga, perih. Sama (dengan yang lain).
 
Tapi, pada Aksi 411, Anda kuat mengomando massa hingga malam hari…
 
Hadza min fadli rabbi. Ini semua karunia Allah. Biasanya orang kalau punya semangat, itu tantangan itu bisa diatasi tanpa dia sadari. Ana kasih contoh, orang enggak bisa lompat tembok 1 meter, tapi saat dia lagi diudak-udak (dikejar-kejar) orang, udak-udak anjing, kadang-kadang tembok 2 meter dilompati.
 
Saat adrenalinnya naik itu, tenaganya bisa melebihi daripada biasanya. Kenapa? Karena ada semangat atau keinginan, baik dalam hal yang baik pun dalam hal yang buruk.
 
Dalam hal yang baik, kalau kita punya semangat bela Islam, bela agama, hilang itu lelah. Lelah, cape, sakit, hilang semuanya.
 
Yang penting kita semangat, pokoknya bela Allah, bela Rasul, bela Islam, cape ente (Anda) hilang.
Editor :
Sumber : Hidayatullah.com
- Dilihat 8684 Kali
Berita Terkait

0 Comments